"Hei, tongkat. Kau kuberi nama Kribo, ya!" ujarnya pada tongkat sihir barunya —yang tentunya tak bisa mendengar apa yang dia ucapkan.
Bocah jangkung itu kemudian mengikuti sepasang ibu-anak melenggang ke arah toko seragam —RAS-su? Bocah itu langsung nyelonong masuk dan memandangi seisi toko dengan sedikit takjub. Buru-buru dia mengingat-ingat apa yang perlu dibelinya disana.
# Empat stel seragam
# Satu mantel musim dingin
# Sepatu sekolah
# Dua stel seragam olah raga
# Satu tas sekolah
Banyak juga. Saat bocah itu membaca list seragam sekolahnya —dia terlonjak dan menjerit. Konyol sekali reaksinya. Dia tak menyangka bahwa seragamnya berupa kimono dan hakama lengkap dengan tabi dan zouri. Mau sekolah atau ke festival, nih? Bocah itu bengong dengan mulut ternganga di depan rak. Seragam seperti itu sangat merepotkan pakainya, tahu. Untuk pakaian sehari-hari saja, bocah itu lebih suka kaos oblong dan celana pendek yang sederhana. Tak pakai atasan lebih bagus —sayang tubuhnya sangat kerempeng, malu untuk dipamerkan.
Ara —ini merepotkan.
Akhirnya dengan enggan diambil jugalah semua kebutuhan seragam yang akan dipakainya di sekolah nanti. Semuanya dipilih dengan warna biru dan hitam. Dia tak suka warna yang lain. Kurang jantan —demikian pendapat si bocah. Naoto kemudian melenggang ke kasir —menyerahkan semua belanjaannya.
"Permisi. Aku beli satu set seragam ukuran M dan peralatan laboratorium atas nama Naoto Matsushima. Arigachuu~" ujarnya sambil nyengir lebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar