Selasa, 10 November 2009

Mahou no Tsue Shop

Hoah!!

Woah!!

Desahan-desahan kekaguman entah sudah berapa kali terdengar keluar dari bibir Naoto saat permata browniesnya memandangi setiap bentuk arsitektur bangunan di sepanjang Jumonji Shopping Avenue. Kuno. Kuno abis malah. Sedikit menyesal menolak tawaran oyaji untuk menemaninya kemari. Tahu bakal tersesat begini, lebih baik dia melupakan gengsi untuk pergi sendirian ke tempat asing. Ah cuek, Naoto bukan orang yang mudah panik. Tersesat? Have fun saja, baby! Takut apa? Tinggal tanya sedikit di sini dan tanya sedikit di sana, nanti juga dia bisa balik lagi ke Fujisaki Inn. Bukankah disini banyak komunitas penyihir?

Dengan santai Naoto kembali menyusuri jalan itu --mencari toko-toko yang menjual barang-barang kebutuhan sekolahnya. Jujur, dia sudah lupa apa saja yang diperlukan. Maafkan kecerobohan bocah satu ini. Onegai.

Setidaknya ada satu yang bocah itu ingat. Tongkat sihir! Kenapa dia bisa ingat? Karena dia sendiri begitu antusias ingin cepat-cepat membeli tongkat sihir. Tongkat sihir beneran, saudara-saudara. Tidak seperti pesulap-pesulap gadungan yang tongkatnya hanya tongkat buatan dan tidak bisa mengeluarkan apa yang disebut dengan -MAGIC.

Oyaji bilang, sebaiknya Naoto memilih tongkat dengan kayu Elder dengan inti nadi Kappa. Cih! Masa Kappa. Bukankah itu monster sungai gundul yang membawa-bawa tempurung seperti kura-kura dan memiliki paruh seperti bebek? Apa sih yang hebat dari monster itu? Bukankah naga atau shikigami lebih keren?

Ah! Itu dia toko tongkatnya. Hebat, kan Naoto. Bagaimana tidak, papan nama toko itu terpampang sedemikian besarnya. Hanya orang buta saja yang tidak bisa melihatnya.

Dengan bersemangat, bocah itu masuk ke dalam toko antik tersebut. Desahan kekaguman kembali terdengar tak henti-henti dari bibirnya. Dengan cepat dia mengintip-intip ke setiap rak. Memegang-megang benda yang terlihat unik di matanya sambil meracau mengungkapkan kekagumannya. Kemudian, matanya menangkap sebuah daftar harga dan jenis-jenis tongkat serta daftar intinya.

"Wah, Japanese Dragon? Shinigami? Bakeneko? Gila, segini banyak yang keren, Chichi malah menyuruhku memilih Kappa sebagai inti tongkatku?! Tsk--"

Dengan sebal, bocah itu menjatuhkan begitu saja daftar tersebut ke atas meja. Kemudian menuju konter dan memesan. Ya, tongkat yang disuruh oyaji, tentu. Berani melawan bisa-bisa Naoto digunduli.

"Sumimasen. Saya pesan tongkat Elder dengan nadi Kappa," ujar Naoto --terdiam sesaat,"kalau bisa pilihkan yang Kappa-nya keren, ya!"

“Err—coba saya cari, semoga stok nadi Kappa pemenang kontes kebugaran tahun lalu masih ada.”

E? Kappa pemenang kontes kebugaran? Memangnya ada kontes kebugaran khusus Kappa? Tanpa bisa dikontrol, Naoto tertawa terbahak-bahak di tempat —bodo amat, deh meski dilihat orang-orang dengan tatapan aneh. Justru mereka-mereka yang tidak tertawa itulah yang aneh. Betul?

“Sayang sekali Kappa pemenang kontes kebugaran sepertinya habis, yang ada tinggal Kappa jenis langka, yang berambut kribo, masih mau? Elder inti Kappa kribo, tiga puluh sentimeter; 4,800 yen. Agak sedikit mahal, memang, tetapi namanya juga langka; konon bagus untuk mantra perubahan bentuk dan mantra ilusi.”

Kappa kribo? Apa lagi itu? Ha-Ha-Ha. Tawa Naoto semakin keras, man —ini tak baik untuk jantungnya. Dia harus mengontrolnya segera sebelum sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Brengsek, bisa-bisanya dia mendapatkan tongkat yang sama konyolnya dengan dirinya sendiri. Mungkin mereka memang jodoh. Ha-Ha-Ha.

"Ano —saya mau beli yang ini. Keren banget ya, ada Kappa yang kribo," ujar Naoto —masih terkikik. Bocah itu menggoyang-goyangkan tongkat barunya, sambil membayangkan wujud Kappa kribo. Pfft—

Bocah itu segera menyerahkan uang 4,800 yen pada pegawai magang tadi seraya berbisik, "Eh, Yang Mulia Dai kalian itu nyentrik sekali. Dia pemain opera, ya? Sepertinya dia bakal tampak lebih keren jika rambut gondrongnya itu dikribo seperti Kappa kribo ini."

Tanpa menunggu jawaban dari si pegawai magang, Naoto melenggang keluar sambil cekikikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar