Rabu, 27 Januari 2010

Ikuya? - yes I AM !

Naoto tak pernah menyangka bahwa dia begitu merindukan Ryokubita seperti ini. Dia berbaring terlentang di atas sofa yang tersedia di common room dengan Fukupi bertengger di dahinya. Bau harum ichigo daifuku menguar lembut dari tubuh mungil si hamster kecil. Rasanya sudah lama sekali dia tidak mencium aroma enak tersebut, bukti betapa dia merindukan hari-harinya di Ryokubita. Di tempat di mana dia bebas melakukan apa pun tanpa nasehat-nasehat berlebihan dari Okaasan, tanpa larangan ini-itu yang membuatnya merasa seperti dalam penjara.

Disini Naoto adalah anak yang bebas. Yahooo!

PLAKK

Siapa bilang bebas? Bukan berarti kau bisa seenaknya menyakiti diri sendiri disini.

Fukupi tiba-tiba memukul pelipisnya dan mulai marah-marah seperti biasanya. Tidak sakit, tentu saja. Hanya sedikit mengejutkan. Hampir saja Naoto lupa bahwa hamster kecil ciptaannya itu memiliki kecenderungan sebagai hamster tsundere jika sedang bersamanya. Dendam karena Naoto menciptakan dia bukan seperti hamster normal tapi lebih seperti boneka hamster berwarna biru muda dengan aroma daifuku dan telinga yang lebar.

Kenapa, sih? Bukan berarti aku mau membunuh diriku sendiri, kan?

Kau pikir sudah berapa kali kau nyaris mati selama satu tahun kemarin?!"

Naoto mendengus kesal. Mengangkat Fukupi dari keningnya dan kemudian mengangkat tubuhnya untuk duduk bersandar. Dengan gemas ditiupnya hidung mungil Fukupi yang bergerak-gerak saat hamster kecil itu bernafas. Hamster kecil itu langsung menggosok-gosok hidungnya dan memejamkan mata.

STOP! Kau tahu Fuku tak suka ditiup begitu, kan!

Fukupi menggigit jari Naoto yang menggenggamnya dengan keras sehingga pemuda jangkung itu melepaskan pegangannya karena kesakitan. Bekas gigitan Fukupi mengeluarkan darah segar yang langsung dihisap oleh Naoto. Pemuda jangkung itu menatap marah pada Fukupi, bibirnya mengerucut.

Sekarang main gigit, nih?

Hamster kecil itu membuang muka lalu pergi meninggalkan Naoto entah kemana. Kesal karena keserampangan Naoto pada kondisi tubuhnya sendiri. Tumbang saat pelajaran olahraga tahun lalu, tumbang saat bermain dengan Tomoe dan terakhir tumbang saat NOH menyerang Ryokubita saat undokai tengah berlangsung. Yang terakhir itu bukan salah Naoto. Pemuda jangkung itu hanya berusaha melindungi Aoi dan Hasegawa, tak menyangka bahwa sebuah batang es akan mendarat menembus lengan kirinya dari belakang. Untung saja guru-guru yang memiliki kemampuan penyembuh langsung mengobati lukanya sehingga sama sekali tak meninggalkan bekas.

Meski meninggalkan bekas yang tak terlihat. Lengan kirinya kini cacat; sewaktu-waktu kehilangan kemampuan untuk bergerak; sewaktu-waktu memberikan rasa sakit yang amat sangat jika digunakan terlalu berat. Brengsek.

NOH.

Kemunculan NOH benar-benar mengubah cara berpikir Naoto tentang sihir. Pemuda jangkung yang semula berniat mempelajari sihir untuk menunjang karirnya sebagai pesulap, kini menyadari bahwa dia harus mempelajari sihir untuk tujuan lain yang jauh lebih penting. Melindungi orang-orang yang ia sayangi—terlebih lagi kedua adiknya sekarang berada di sekolah yang sama dengannya.

Browniesnya berpaling ketika menangkap satu sosok yang ia kenal sedang berdiri di depan pintu asrama Sakura dan meneriakan nama Ikuya. Ah, laki-laki berkacamata yang bekerja dadakan sebagai fotografer jalanan itu rupanya. Laki-laki yang sosoknya mengingatkan Naoto pada Tetsu saat di Mahou no Tsue Shop. Sepertinya laki-laki yang bermarga Shibasaki itu dan Tetsu memang memiliki hubungan darah. Sepertinya. Hanya sebuah asumsi dari seorang Naoto.

Pemuda jangkung itu tak habis pikir ketika Shibasaki tiba-tiba saja melayangkan tinju ke wajah Tetsu, bahkan sebelum berbicara apa-apa. Naoto segera beranjak dari duduknya, bergegas menghampiri kedua orang yang kini terlibat dalam baku hantam yang tak jelas alasannya.

"Ada apa ini?" ujar Naoto keras sembari menarik pundak Shibasaki. "Jangan sembarangan memukul temanku, Shibasaki."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar